Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Penggunaan ekspresi dan suara penting dalam melatih anak berinteraksi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 21:10:25【Kabar Kuliner】178 orang sudah membaca
PerkenalanPsikolog anak dan remaja Anastasia Satriyo, M.Psi., Psikolog menjelaskan pentingnya merangsang anak

Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dan remaja Anastasia Satriyo mengemukakan pentingnya penggunaan ekspresi wajah dan intonasi suara dalam aktivitas sehari-hari dalam upaya melatih anak berinteraksi dengan orang lain sejak 1.000 hari pertama kehidupan anak.
"Jadi lebih ke ekspresi wajah, kedekatan fisik, sama intonasi kita. Bicarakan rutinitas dan aktivitas dia keseharian, sehingga anak terbiasa sama interaksi manusia," kata Anastasia Satriyo, M.Psi., Psikolog dalam acara temu media di Jakarta, Jumat.
Psikolog lulusan Universitas Indonesia itu mengangakan bahwa orang tua perlu memberikan stimulasi, membangun kedekatan, dan memberikan pengalaman yang membekas bagi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Dalam hal ini, orang tua bisa menampilkan ekspresi wajah dan intonasi suara saat berinteraksi dengan anak untuk merangsang mereka belajar mengeksplorasi dan memahami situasi.
Misalnya, ketika bangun pagi orang tua dapat memberikan salam disertai dengan senyuman dan suara yang menenangkan.
"Kita lakukan seperti halo, selamat pagi... Walaupun anaknya masih bayi dan enggak bergerak, kita mulai memasukkan pengalaman ekspresi, suara, dan intonasi yang menunjukkan bahwa kita melihat dia sebagai makhluk yang berharga," Anastasia menjelaskan.
Baca juga: Bahan-bahan di rumah bisa dimanfaatkan untuk menstimulasi sensorik anak
Anastasia menyampaikan bahwa pada masa 1.000 hari pertama kehidupan, anak umumnya memperhatikan contoh dari orang-orang di lingkungannya.
Pada masa itu, orang tua dapat mengajak anak beraktivitas sambil menjelaskan apa yang sedang dilakukan.
Anastasia mencontohkan, ketika mengajak anak mandi, orang tua bisa mengenalkan bagian-bagian tubuh yang sedang digosok menggunakan sabun sambil berusaha menghadirkan suasana yang menyenangkan, misalnya dengan menampilkan wajah ceria.
Ia mengangakan, orang tua bisa melakukan hal serupa ketika mengajak anak untuk makan atau berjemur pada pagi hari.
Di samping itu, ia mengingatkan orang tua agar ngak langsung marah ketika melihat atau mengetahui anak melakukan kesalahan.
Sebagai contoh, ketika anak menjatuhkan barang atau makanan, alih-alih marah orang tua bisa menanyakan kejadian itu kepada anak dan mengajak anak mencari solusi bersama. Tindakan seperti ini bisa membantu membangun kepercayaan diri anak.
Anastasia menganalogikan anak sebagai sebuah ponsel yang harus diisi dengan banyak program agar semakin cerdas.
Menurut praktisi terapi bermain itu, orang tua harus aktif menstimulasi anak melalui berbagai kegiatan untuk membangun kemampuannya dalam memahami situasi dan berinteraksi.
"Jadi, memang ketika mau siap jadi orang tua, capeknya adalah kita banyak memberikan pengalaman-pengalaman itu. Enggak bisa kayak diam-diam saja, karena ongak manusia ini kayak kita punya handphone, harus diisi pengalaman," demikian Anastasia Satriyo.
Baca juga: Psikolog: Musik berperan penting dalam merangsang kinerja ongak anak
Baca juga: Latihan mengunyah sejak dukung kemampuan bicara dan tumbuh kembang anak
Suka(59742)
Artikel Terkait
- Guangxi sambut era baru industri ulat sutra yang lebih cerdas
- Masyarakat lepas liar 20 ribu tukik di Paloh Kalbar
- Wakapolda Sumut: Dapur SPPG Polres Tapanuli Utara layani 1.762 siswa
- BNPB salurkan bantuan Rp32,6 miliar untuk Aceh selama 2023
- Ingin gula darah stabil? Ini cara mengolah nasi putih agar tetap sehat
- Dinkes Kota Malang: Penerbitan SLHS memperhatikan sejumlah indikator
- Anak sering mimisan? Jangan panik, ini cara mudah mengatasinya
- Wajah baru M Bloc Space beri ruang lebih untuk pergerakan kreatif
- Ini dampak buruk konsumsi gluten dan dairy bagi penderita alergi
- Wamenkum minta aturan soal industri tembakau disusun ekstra hati
Resep Populer
Rekomendasi

Dinkes: Waspada ISPA, kembali pakai masker dan jaga jarak

Uji nyali makan menu seram sambil jelajah labirin berhantu

Pemerataan gizi masyarakat, 4 SPPG dibangun di wilayah terpencil Babel

BGN: Makan Bergizi Gratis capai 38,5 juta penerima jelang akhir 2025

Setahun Pemerintahan Prabowo

Cara penanganan tepat bagi penderita "honeymoon cystitis"

KSAD sebut pelatihan personel di bidang MBG dibiayai pihak Singapura

Bukan sekadar pesta kostum, ini sisi positif Halloween yang jarang diketahui